Kalau menceritakan masa kecil, gue jadi
senyum-senyum sendiri kayak orang habis menang togel berjeti-jeti. Berhubung
gue termasuk tipe anak cewek yang gak bisa diam, cuma di WC aja gue bisa diam
dan kalem kayak lembu (eh?).
Waktu gue kecil *emang lu pernah kecil juga, ya Yura?* sehari saja gak bermain
bersama teman-teman itu, rasanya kebahagiaan gue sebagai anak-anak kurang afdol,
ibarat makan sayur tanpa sayur *mulai gila*.
Ya sih, gue harus pandai-pandai mengatur
jadwal main dan tugas jagain adek. Maklum Mama ngajar, jadi sebelum Mama
pulang, gue mendadak berganti profesi menjadi baby sitter ngesot. Dan
parahnya lagi, kalau Mama sibuk, gue main ama teman-teman sekalian ngajak adik,
kadang adek gue bawaanya pengen nempel terus kayak perangko, jadi gue kapan
mainnya coba? *garuk2 panci*.
Mari sejenak kita lupakan cerita di atas
*atas mana, yura? Atas Monas!*.
Kembali ke es tong-tong.
jadi pada suatu hari yang cerah. Gue dan
sepupu gue Aril (nama samaran) bingung mau ngapain, muter-muter kampung udah,
manjat pohon jambu udah, manjat tiang listrik aja yang belum. Berhubung jadwal
pulang belum masuk dan kita bingung mau ngapain.
Rencana mau godain preman kampung sebelah,
tapi gue takut..takut mereka tergoda melihat pesona gue *baskom mana baskom*. Gue berinisiatif ngajak aril ke rumah main boneka
(eeehh?).
Saat melewati pohon duit Sirsak. Diatas pohon itu kita melihat ada sarang tawon yang
bergelantung dengan indah. Berhubung gak ada kerjaan, padahal sudah melamar
pekerjaan sana-sini, tapi belum ada juga perusahaan yang menerima kita. Emang lu
bisa apa, Yura? Bisa membuatmu cinta padaku..eaa..*disorakkin warga sekampung*
Karena jiwa gue ada bakat menjadi atlit
lempar upil, maka gue mengambil batu dan mencoba kebolehan gue membidik sarang
tawon bersama aril. Kita bergantian saling melempar batu. Lemparan kita banyak
meleset, satu dua lemparan mengenai sarang, si tawon masih adem ayem dan belum
menunjukkan perlawan. Kayaknya si tawon lagi maskeran, deh! Makanya, mereka
belum melawan.
Ternyata kesabaran si tawon ada batasnya
juga,Tak disangka tak diduga, si tawon pun keluar dengan jurus membabi buta
tanpa ampun DJ . Kita mencoba menutupi muka dan melindungi diri.
Tapi
percuma saja Sob! si tawon berhasil mencium kepala gue, sebagai bentuk
kasih sayangnya. Ondeh mandeh..sakit Mak..huhuhu
Efeknya, kepala gue menjadi benjol seketika.
Sepupu gue juga dapat jatah ciuman,tapi gue lupa dicium disebelah mana. Ya
udah, lupakan saja. Yang lalu biarlah berlalu, mari kita cari pacar baru (lha??).
Sejak itu gue gak mau mengusik apapun.
Kejadian itu membuat gue belajar, kalau gak mau diganggu jangan ganggu, nanti
kena tinju sama personil Suju.
Buat saudara-saudara gue sebangsa setanah
air, dimana pun kalian berada. Jangan contoh perilaku aneh gue kalau gak mau
kena batunya. Bener kata pepatah, apa
yang dituai itu yang dipetik. Jadi, kalau mau mendapatkan hasil yang baik, mari
kita semai benih kebaikan juga.
Salam kuperrr…*lambaikan tangan ke kamera*
Lempar daku kau pun jadi kenangan..
BalasHapuseaaa..kenangan manis apa kenangan buruk gus??
Hapustawon kok dilempar...seharusnya tawon dielus elus saja seperti kucing :-)
BalasHapuskurang kerjaan mas..makanya dilempar...hehe
Hapusaduh mengerikan juga ya membayanghkan ribuan tawon yang menyerang, untunglah cuma kepala yang benjol....,
BalasHapussalam dari Kalimantan Selatan :-)
gak nympe ribuan kok mbak..cuma beberapa ekor..walaupun beberapa ekor..tetap sengatannya bkin benjol..hehe
HapusSepupu lo pasti dicium sengatan di pantantya. :))))
BalasHapushaha..kok tau mas? ngintip ya?haha
HapusHihihi
BalasHapusdulu waktu kecil juga aul pernah kena di paha.
mendadak gemuk
hihi
haha..senasib kita donk aul..*toss*
Hapus