Mungkin karena keseringan nonton
film horror waktu kecil, akibatnya, gue menjadi penakut. Apalagi dalam gelap. Mendadak
lampu mati di malam hari, gue bisa histeris. Kalau PLN ngasih tau dulu sebelum
mematikan listrik, gue gak akan histeris ketakutan.
Jujur, gue akui, gue sangat takut
gelap. Udah besar gini, kalau mendadak lampu mati pas saat nongkrong cantik di
toilet, gue bisa teriak-teriak dan nangis manggil nama Mama sampai 7 oktaf.
Iya, gue bener-bener gak malu ama umur. Tampang boleh imut, tapi penakut.
Huuu...
Sejak mulai mengenal horror dan
cerita angker bin seram dari teman-teman. Gue menjadi anak yang penakut. Gue
termasuk anak yang suka mengkhayal.
Jadi, kalau ada seseorang yang menceritakan tentang makhluk gaib dan segala
bentuknya. Gue langsung membayangkannya, dan bayangan-bayangan tentang makhluk
gaib itu akan terus menghantui sampai beberapa hari ke depan..
Sebagai anak yang keren tiada
duanya. WHAATTT??. Sudah..sudah..jangan pada protes, ya..kenyatannya emang
gak begitu, kok. *nyegir kuda ompong*. Daripada protes, lebih baik dengarin
cerita gue, deh. Kali aja, kalau cowok yang baca ini, bisa kesemsem sama gue
*uhuuk*.
Jadi, waktu gue kecil dulu,
jadwal mengaji gue sering malam hari. Gue mengaji di Surau tak jauh dari rumah.
Selesai mengaji sekitar pukul 9 malam. Kebetulan, hari itu, adek gue gak ikutan
ngaji. Jadi teman pulang gue gak ada.
Maka, dari itu, Papa yang akan
menjemput gue. Selesai mengaji, berhubung gue anak baik-baik. Jadi harus segera
pulang. Nanti gue telat bangun ke sekolah. Kebetulan juga, banyak teman-temang
gue gak ikut mengaji ke surau. Jadi, gak ada teman untuk pulang bareng.
Mukenah dan Al-Qur’an sudah masuk
ke dalam tas. Gue langsung cabut meninggalkan surau. Gue duduk gembel menunggu
Papa di persimpangan arah ke rumah. Saat itu, listrik belum mengalir sampai ke
rumah gue. Ciyan banget gue ya?. Mungkin karena, gue sering nunggak bayar
listrik, kale!. Jadi, jalan ke rumah gelap pake bingits ( ketularan, niru bahasa
anak jaman sekarang).
Karena kelamaan menunggu. Papa
belum juga datang. Gue mencoba memberanikan diri untuk pulang sendiri. Baru beberapa
langkah berjalan, dari kejauhan, gue melihat bayangan putih terus bergerak
mendekati gue. Tanpa pikir panjang, gue langsung kabur naik naga Indos*ar menuju surau.
Melihat gue kembali ke surau. Beberapa
teman gue masih asyik bermain di luar surau, pada heran. Kok gue kembali ke
surau?. Dengan santai gue, menjawab “ Papa belum datang menjemput”. Padahal,
gak gitu. Hehe.
Tak berapa lama kemudian, Papa
datang menjemput gue ke surau. Dan Papa bertanya
“ Tadi kenapa lari-lari?”“Takut” jawab, gue datar.
Papa hanya senyam-senyum gak
jelas. Sampai di rumah, Papa bercerita kepada semua. Kalau gue kabur, pas mau
dijemput. Jadi..jaa..di..bayangan putih yang gue lihat itu, adalah Papa.
Tidaaakkk...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buruaan komentar..selagi gratis..:D