Sabtu, Agustus 31, 2013

120 Menit Saja

Apa yang sobat lakukan saat berada di suatu tempat pertama kali di kunjungi seorang diri dan harus menunggu kedatangan travel dalam waktu yang cukup lama?? Mungkin ada yang menjawab istirahat,duduk disuatu tempat,atau berkeliling sekalian jalan-jalan bisa juga sekalian nyari pacar.

Kalau saya lebih memilih jawabannya,jalan-jalan bahasa kerennya Travelling. Itu yang saya lakukan saat berada di Kota Palembang pada pertengahan agustus ini. Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di kota yang terkenal dengan makanan khasnya, mpek-mpek. Kedatangan saya ke Provinsi ini untuk menghadiri pesta pernikahan sahabat saya,Irma. Dari Kota Palembang menuju kediaman Irma,butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.

Pukul 07:00 pagi saya sudah berada di Kota Palembang,setelah menempuh perjalanan 21 jam dari Kota Padang. Tempat yang pertama saya datangi adalah Mesjid Agung Kota Palembang. Saya mengikuti saran Irma,karena travel menuju rumahnya terletak bersebrangan dengan Mesjid Agung.Maka,saya harus menemukan mesjid ini terlebih dahulu. Bersyukur,dengan mudah saya bisa menemukan mesjid ini atas bantuan Bapak Sopir Angkot yang baik hati.

Sesampai di depan mesjid,saya mencoba menghubungi Irma dan memberitahu saya sudah sampai. Tak perlu pusing tujuh keliling,dengan mudah saya bisa menemukan lokasi travel yang di maksud,walaupun gak pas-pas amat,yang penting tau.hehe.Berhubung saya sampai diluar dari prakiraan Irma,saya sampai kepagian lho..Ia yang sudah 4 tahun mondar-mandir jurusan Palembang-Padang untuk studi di Padang,jadi sudah lebih berpengalaman dibandingkan saya yang baru pertama kali kesini.

Travel menuju kampung Irma mulai berangkat pukul 09.00 pagi. Sedangkan saya sudah ada pukul 07.00. Rasanya gak mungkin,saya menunggu dalam waktu yang cukup lama hanya dihabiskan buat menunggu. Rasanya waktu terbuang-buang sia-sia. Irma menyarankan untuk mampir ke Jembatan Ampera yang menjadi Ikon kota ini sambil berfoto-foto ria. Saya mengiyakan saja sambil mikir di jamban tetangga “apa??masak sepagi ini saya suda bernarsis ria di atas jembatan,apa kata dunia??”.


Akhirnya,setelah numpang bersih-bersih di toilet mesjid,karena tampang udah gak karuan,susah bedain mana saya yang asli ama gayung Syahrini (lhaa??).Alhamdulillah tetap gak pake mandi,jadi tampangnya masih 11 12 dengan wujud sebelumnya.

Berhubung masih ada waktu..di bawah lindungan teras mesjid saya mencoba berpikir,”kemana kah kaki ini akan ku bawa?”. Saya termasuk orang yang gak bisa diam dan mudah bosan kalau menghabiskan waktu untuk menunggu dan gak ngelakuin apa-apa. Hanya duduk diam di Mesjid. Oh Noo..ini bukan ide yang bagus. Saya gak boleh hanya duduk dan diam disini, . Kalau hanya duduk dan diam saja,di rumah juga bisa. Selagi masih ada kesempatan saya harus manfaatkan,jangan sampai menyesal saat waktu sudah berlalu.


Mesjid AGung Kota


Dengan mengepalkan tangan di udara dan mengeratkan ikat pinggang,saya mulai beranjak meninggalkan mesjid. Mau kemana Yura?? Gak tau mau kemana,saya juga binggung. Sempat ragu juga sebenarnya,kalau saya nyasar gimana?atau saya diculik ama teroris trus dilempat ke Sungai Musi. Berarti saya gak bisa menghadiri Pesta Pernikahan sahabat saya donk. Niat datang kesini untuk menghadiri hari bahagianya. Bisikkan-bisikkan itu mencoba menghentikan langkah saya. Dengan ilmu gombal-gembel yang saya punya,bisikkan itu bisa dilawan.

Dari kejauhan yang terlihat hanya puncak menara Jembatan Ampera. Saya binggung kemana lagi selain kesana. Handphone yang saya bukan smartphone yang bisa mencari informasi yang diinginkan. Hebatnya,saat mati lampu saja bisa berubah menjadi senter.hehe. Jadi,kita mau kemana ne?? Saya binggung mau kemana,yang penting jalan dulu mengikuti arah angin. Di sebrang mesjid ada terlihat sebuah monumen,saya pun berjalan mendekatinya. Saya harus berjuang untuk menyebrang jalan yang dipadati kendaraan bermotor yang lalu lalang.

Saya pun berhasil mendekati Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) yang diresmikan pada tanggal 23 februari 1988. Setelah mengamati dan jepret-jepret sana-sini. Saya kembali mengikuti arah angin. Di ujung jalan saya melihat penunjuk jalan,disana tertulis “Museum Sultan Mahmud Badaruddin II” alahkan senangnya hati ini saya bisa menemukan sesuatu yang bisa dikunjungi. Saya termasuk orang yang gak milih-milih tempat untuk dijelajahi.Kemana aja hayooo..yang penting jalan-jalan. Apalagi kalau jalan-jalan ke hati mu..(lha???).

MONPERA

Saya pun mengikuti arah panah tersebut. Yup,saya menemukannya. Setelah berkeliling museum kesana kemari,ternyata pintu masuknya masih dikunci. Mungkin,karena saya datangnya kepagian. Aduuh..tapi,gak apa-apa deh,walaupun hanya melihat luarannya saja.
Saya pun menemukan persimpangan. Pilih yang mana ya??saya memilih untuk menuju ke Dermaga Sungai Musi untuk duduk-duduk menikmati pemandangan dan kesibukkan disekitarnya.



Museum Sultan Mahmud Badaruddin II


Jembatan Ampera


Tak berapa lama duduk-duduk disana,saya berjalan menuju Benteng Kuto Besak yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Dermaga Sungai Musi. Sayang seribu sayang,saya tidak bisa memasukkinya. Karena,dalam lokasi benteng lagi di pakai untuk latihan upacara persiapan upacara 17 agustus nanti. Saya pun terus berjalan ke arah barat menuju sebuah restoran terapung yang berada di tepi Sungai Musi. Mau sarapan ya Yura?? Aah..gak kok..ngeliat doank -_________-,Restorannya belum buka kakak. Walaupun hanya melihat dari luar saja,rasanya bahagia banget (Ini orang aneh banget ya..cuma ngeliat senangnya udah minta ampun). Dulu,saya hanya bisa melihat restoran ini ditanyangkan dalam Televisi,artis ibukota kalau datang ke Palembang suka makan disini.Hari ini saya ada di depannya,walaupun gak makan.hehe..Berasa mimpi *Tampar-tampar Pipi Sendiri*.


Jika mengunjungi suatu tempat baru,kurang lengkap rasanya jika tak mencicipi kulinernya. Ternak dalam lambung mulai protes untuk diisi,karena sejak berangkat dari Padang saya belum memasukkan nasi ke dalam lambung. Saya terus berjalan mendekati ke arah ujung jembatan. Tak jauh dari sana,banyak pedagang kaki lima berjualan makanan. Setelah melihat menunya,saya menjatuhkan pilihan untuk makan Tekwan. Jika di Palembang “Tekwan”menjadi makanan yang banyak terdapat disini,jika di Kota Padang menjadi makanan langka. Se tau saya,hanya ada 1 warung makan yang menjual “Tekwan” ini. Jadi,tak ada salahnya saya mencoba mengganti selera.


Tekwan

Tak terasa waktu mendekati pukul 09:00 WIB,setelah puas cuci mata sambil melihat brondong manis di tepi Sungai Musi dan mengisi perut. Saya kembali berjalan menuju tempat mangkal travel yang menuju Sri Bandung yang termasuk kedalam Kabupaten Ogan Ilir. Saya mencoba mempercepat langkah,takut ketinggalan biar segera sampai dan bertemu Irma. Ditengah jalan,saya mencoba bertanya kepada Bapak Tukang Parkir dan Pedagang Kaki Lima biar lebih meyakinkan lagi apa benar disana tempat travel menuju daerah Ogan Ilir. Ternyata,jawaban mereka sama semua.Saya lakukan untuk berjaga-jaga,mana tau posisinya udah berpindah.

Melihat mobil travelnya sejenis mobil pribadi,saya pun coba mendekati dan menanyakan jurusan mobil ini. Yups,ternyata bener ini mobilnya. Ketika saya menyebutkan alamat jelasnya dan menyebutkan nama Irma,sahabat saya. Sang Sopir pun mengenali.Mereka teman sewaktu kecil. Saya menjadi senang,InsyaAllah saya akan aman dan Ia akan mengantarkan saya ke alamat yang tepat.


Sambil menunggu penumpang yang lainnya,saya ijin untuk masuk mobil duluan karena kaki udah capek berkeliling,rasanya pengen segera tertidur. Sebelum tidur saya jadi kepikiran apa yang saya lakukan mulai dari Padang. Memilih sendiri berangkat ke Palembang karena teman-teman yang lain pada sibuk,sesampai di Palembang mencoba memberanikan diri untuk berkeliling kesana-kemari,padahal baru pertama kali kesini walaupun ada sedikit rasa takut. Ternyata,untuk menemukan hal-hal baru tersebut kita harus sedikit lebih berani dan menghilangkan rasa takut,dan sisakan sedikit rasa takut untuk pengingat agar kita lebih waspada dan hati-hati..Waspadalah..waspadalah..

Mungkin ini belum seberapa kenekatan saya di bandingkan "Duo Nekad Traveller" Gofar dan Nila Tanzil. Penasaran dengan kenekatan mereka berdua silahkan klik-klok ini dan ini.

Kenekatan itu bermula dari niat dan semua tergantung niat..Waspadalah..#SokBijaksana


11 komentar:

  1. jalan2 nekad yang akhirnya membuat lapar....tekwan-nya bikin perutku jadi lapar...salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..
      iya mas..jalan2 kn butuh energi..jdi laperr deh..:D

      Hapus
  2. hay yura lama gak mampir kemari :D itu sayang banget mampir api gak nyobain. gak nyesel tuh? hehe lu bener2 nekad dah itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa..kyknya Bli Yoga sbuk melalang buana deh..hehe

      Hapus
  3. wah jalan2 yg pastinya menyenangkan...foto2nya bagus2...sukses untuk anda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah..walaupun sndiri hrus dbwa snang..
      makasii..

      Hapus
  4. 120 menit menunggu yg gak sia2, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..iya mbak..daripda bengong kyk kmbing ompong..:D

      Hapus
  5. 21 jam??? kemudian ditambah nunggu dua jam terus perjalanan lagi 1,5 jam??? Whaaaaaaaaaaaaowwwww.. *shocked*
    kamu hebat Yura!!!

    BalasHapus
  6. wahhh..,
    coba bilang-bilang kalo main k palembang, nanti di guide-in,hehe
    ("^,^)

    BalasHapus
  7. aaiiihh,, udah nyampe aja neng yg satu ini di palembang.
    Mau tekwannya?

    BalasHapus

Buruaan komentar..selagi gratis..:D