Kamis, September 06, 2012

Pendakian Pertama

Note : Sebenarnya, postingan ini ingin dipublish tanggal 1 september kemaren,berhubung karena sesuatu dan  lain hal,jdinya batal deh *ngeles*

Apa kabar sodara-sodara sebangsa dan setanah air,semoga masih diberi kenikmatan oleh ALLAH,nikmat hidup,nikmat sehat,nikmat kaya,nikmat ganteng,nikmat cantik,nikmat jomblo..eeh?? Yang penting,jangan lupa bersyukur,yaa..:D

Oh iyaa..saya mau berbagi duit cerita ne..tentang pendakian saya ke Gunung Merapi,biasa disebut orang minang dengan Marapi dengan ketinggian 2,891 Mdpl. Merupakan Gunung yang paling aktif di Sumatera Barat. Sebenarnya,sudah lama mau posting di blog ini,tapi sering kelupaan (lupaa..atau pura2 lupa ne??hehe). Dengan rasa kasihan yang teramati sangat *lebay*akhirnya postingan ini muncul juga di permukaan bumi. Gimana gak kasihan,masak nongkrong di draf trus dari megawati jadi presiden sampai SBY jdi presiden..gak bangetz kan??


Pada tanggal 27 juni tahun 2009. Basi-basi banget ceritanya,ya??klo ibarat makanan,sudah jamuran,lumutan,karatan (lha??makanan apa yg smpai karatan segala,yura??makan besi,ya??heuheu). Karena,ceritanya sungguh teramati basi,klo ada yg mual2 dan muntah2,silahkan beli kantong di pasar terdekat.

Saya mendaki bersama 5 orang teman sekelas, Hendra, Umank, Dwi, Rina, dan Mia, mencoba mengisi waktu liburan untuk mendaki Gunung Marapi. Kami berjumlah 6 orang, 5 orang cewek dan seorang cowok. Yang berpengalaman diantara kami berenam, adalah dwi. Pendakian bersama kami ini, adalah pendakian yang ke-8. Sedangkan kami pemula, sekaligus pendakian perdana. Sebenarnya yang ingin ikut bareng kami banyak,ada sekitar 20 an. Tapi,mereka gugur di medan pertempuran dan menjadi syuhada*lebay*. Ada yg gak dibolehin sama Ortunya,sama pembantunya,sama baby sitter nya,sama pacarnya,sama tetangganya,sama pak RT,sama Pak RW,sama ibuk2 PKK,dll. Ya..udah,mereka semua gak jadi. Alhamdulillah,masalah ijin perizinan dengan Mami and Papi,lancar2 saja tuh (Woii..pke Mami Papi segala ente,Yura?Pdhal,ke kampus jalan kaki doank tu..!!huu..#DiteriakinBanc*). Kalau perijinan dengan pacar loe gimana,Yura?#jleb. Gimana,yaa??kasih tau gak,yaa??lancar2 juga tu..(Ya iyalah lancar,punya pacar aja kagak..#JlebBgtzz) .Enakkan gak punya pacar??kemana2 gak perlu minta ijin dan dicurigain terus..yang penting restu dari Mamah tercinta dapat,itu lebih dari cukup.

Aduh..kok ceritanya dah muter2 kayak komedi puter,ya??heuheu..Maaf yee..
Kembali ke tanktop laptop..

Kami start dari Padang menuju Koto Baru Padang Panjang,kurang lebih menempuh 2 jam perjalanan. Rasanya gak nyangka aja,akhirnya saya akan mendaki Gunung Marapi (Truss gw harus bilang Wooww gtu…??) Wooowwww….Ya,iyalah itu Woow bangetz,biasanya,saya hanya bisa menikmati keindahan gunung ini,yg kadang2 tertutup awan dari kejauhan. Dan sebentar lagi,saya akan menaikinya..(Saatnya bilang Woow) Wooowww..

Sesampai di Koto Baru,kami beres2 dulu,makan siang,dan membeli perlengkapan yang dirasa kurang. Selepas zuhur,kami menyusuri jalur pendakian. Kami,melewati perkebunan masyarakat,kebun wortel,kebun bawang,kebun tomat,dll. Setelah berjalan kurang lebih 20 menit,teman saya Umank kepalanya mendadak sakit. Piye iki??umank juga mempunyai penyakit asma ra. Sebelum sampai di pos pendakian, kami sering berhenti. Umank tetap semangat untuk bisa sampai di puncak. Rasanya tidak mungkin harus balik ke Padang. Ada sedikit kekhawatiran dalam benak saya, kalau2 asmanya Umank kumat di perjalanan. Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa.


Istirahat bntar,dulu aah..


Tak terasa,kami menyebrangi jembatan bambu.Ketika  melewati jembatan ini,saya takut sekali pemirsa..sampai2,saya tangan saya harus dipegang oleh Hendra. Di bawah jembatan itu bnyak batunya,kalau saya jatuh,aduh..duh..gak kebayang deh. Jembatan itu harus dilewati satu-persatu atau berdua-dua,kami malah isi bertiga saking takutnya menyebrang,pantesan jembatan itu bunyi2. Pokoknya menegangkan sekali ,seperti duduk di kursi panas *lebay* 




Setelah melewati Jembatan Batuang (jembatan bambu). Kami istirahat sejenak. Ketika asyik istirahat, hujan pun turun. Kami langsung kalang-kabut mendirikan tenda. Karena kelamaan mendirikan tenda, kami pun basah kuyup. Walaupun basah kuyup, kami pun tetap masuk tenda dengan pakaian basah.Dingiin Mak..

Setelah hujan reda, kami pun melanjutkan perjalanan. Jalanan licin sekali, kami harus selalu hati-hati. Baru berjalan setengah jam, teman saya, rina kecapekan. Tempat istirahat yang landai lumayan jauh. Sesuai arahan dwi, kami harus tetap lanjut. Jadi, dwi menyandang ransel rina. Dwi bener-bener kuat, menyandang ransel depan belakang. Beberapa saat kemudian, kaki saya mendadak ngilu, mendaki sambil membawa beban rasanya tidak kuat. Sepertinya, karena pakaian saya  basah. Saya tidak bisa memakai pakaian basah terlalu lama, pada saat itu udara mulai dingin. Ransel saya pun dibawa oleh teman saya, hendra. Saya merasa tidak enak, karena sudah merepotkan hendra. Saya paksakan untuk untuk tetap jalan sampai menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Sepanjang perjalanan, saya menyanyikan salah satu iklan susu anak-anak. Kalau tidak salah, liriknya begini. “Aku bisa.., aku pasti bisa..ku tak mau berputus asa..aakuu pasti bisaa..”. Teman-teman yang lain,senyum-senyum aja. Ternyata lagu ini ampuh membuat saya untuk tetap semangat. Saking semangatnya, saya mendaki ala suster ngesot. Teman yang lain menggunakan kaki, saya menggunakan pantat dahulu, karena kaki masih ngilu sambil  berpegangan pada ranting dan akar pohon. Sampai sekarang saya dijuluki pendaki gaya suster ngesot oleh teman-teman.Ondeh Mandeh..

Menjelang maghrib, akhirnya kami menemukan tempat yang landai untuk istirahat. Suhu pun semakin dingin. Kami pun membuat api unggun sambil menghangatkan tubuh. Setelah itu bersantap malam. Selesai makan, kami pun istirahat. Karena, jam 11 malam kami akan melanjutkan perjalanan lagi. Agar ketika matahari terbit kami sudah sampai di puncak. Ketika mau tidur. Ternyata teman saya Hendra lupa bawa sleeping bag. Tau kan apa itu sleeping bag?? Itu lo,bentuknya seperti kantong mayat,tpi empuk,kalau masuk kedalamnya badan kita terasa hangat dan enggak kedingin lagi.Sudah terbayang bentuknya kan??

Akhirnya, teman saya Mia, merelakan sleeping bag nya untuk hendra, kasihan Hendra sudah capek membantu kami. Kami berharap, Hendra bisa tidur nyenyak, agar staminanya kembali. Karena, Mia meminjamkan sleeping bag nya kepada hendra.Maka kita berdua dalam satu sleeping bag. Untuk memasang resleting saja, kita minta bantuan.Beruntung juga badan kita kurus.

Berdua dalam sleeping bag, rasanya panas sekali sampai-sampai saya keringatan. Ibaratnya kita senasib sama ikan sarden. Walaupun begitu, kita tetap menikmati. Mungkin sampai nanti kenangan ini tak terlupakan. Kadang ketika kami berkumpul, tragedi  satu berdua dalam sleeping bag menjadi pembahasan yang menggelikan dan menghebohkan. Ada juga pengalaman yg menghebohkan selain itu,saat saya mencium kaus kaki basah milik Mia. Maklumlah,yaa..di Gunung aliran listrik belum masuk. Heran deh ama PLN,kok belum juga mengaliri arus listrik sampai ke puncak gunung. Jadinya kami di dalam tenda gelap-gelapan. Berhubung ransel Mia dekat dengan saya, ia meminta mengambil kaus kaki,kerena gelap,saya meraba dan memanfaatkan indra penciuman. Akhirnya saya menemukan kaus kaki basah dan membaukannya. Saya membaukannya itu,untuk membedakan mana kaus kaki busuk yg udah di pakai dan mana kaus kaki yg masih bersih. Alhamdulillah,saya menemukan yg bersih. Karena,ulah saya mencium kaus kaki itu,Mia selalu ketawa2,katanya Yura itu bisa bikin ketawa klo liat ulahnya..Biasa aja kan ceritanya??Ntah lah,saya juga heran,Mia selalu ketawa klo lagi cerita masalah kaus kaki,gak di kampus,gak dikosan teman..ckckc

Jam pun menunjukkan pukul 11 malam, kami pun berkemas untuk meneruskan perjalanan. Menurut saya, mendaki malam-malam sedikit menguntungkan. Karena, tidak secapek siang hari. Selain itu, medan yang menanjak tidak terlalu kelihatan jadi saya tidak bisa mengeluh untuk bilang masih jauh. Tetapi, kita harus lebih waspada. Di perjalanan, saya bertemu dengan rombongan dari Malaysia sebanyak 40 orang, barisan mereka mirip ular tangga. Kebetulan juga, kami lagi istirahat sambil menikmati cappuccino panas. Kamipun menawarkan untuk minum, salah satu diantara mereka menerima tawarannya, dan kemudian meneruskan perjalanan,  dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Beberapa saat kemudian, kami bertemu dengan 3 orang abang kos hendra (Bang heri, Bang eko dan Bang Imunk) yang ikut mendaki. Tapi, mereka berangkat belakangan. Akhirnya kami gabung dengan mereka. Saya senang juga, bisa gabung dengan abang-abang itu. Setidaknya, rasa takut saya berkurang, soalnya malam semakin larut. Cowok cuma hendra seorang.  Kami saling bantu-membantu, apalagi saat menanjak dan melewati akar2 pohon yg licin.

Tak terasa, perjuangan yang melelahkan terobati juga. Pukul 05:30 pagi kami sudah sampai di Cadas. Kayak kami lelet bgtz,yaa??hehe. Cadas itu,sebuah padang yang tandus dan terjal,yang merupakan batas tumbuh vegetasi (banyak bebatuan dan pasir hasil letusan gunung). Pemandangan kota Padang Panjang dan Bukittinggi terlihat jelas karena pantulan cahaya lampu. Serta pemandangan Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek yang masih diselemuti awan. Gunung Merapi,Gunung Singgalang,dan Gunung Tandikek letaknya berdekatan,jalan raya adalah batas pemisahnya.


Gn. Tandikek dan Gn.Singgalang


Sunrise

Keinginan untuk melihat sunrise tercapai juga. Walaupun belum sampai di puncak, melihat pemandangan , membuat kita untuk bisa bersyukur atas nikmatNya. Selain itu, saya merasa begitu kecil, tak berarti apa-apa dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan. Jadi, tak ada gunanya kita untuk menyombongkan diri. Kamipun, istirahat sejenak dekat tugu abel dan sekaligus membuat sarapan pagi. Udara yang dingin,berhasil membuat perut kami keroncongan. Menu sarapan kami pagi ini,bubur kacang ijo.


lagii masak ne,jgn dganggu yaa..

Puncak merpati serasa memanggil dari kejauhan (Yuraaa...yuraa..come here..3x). Setelah mengisi perut seadanya untuk menambah energi, biar tetap semangat. Kami melanjutkan perjalanan.Untuk sampai di Puncak Merpati,kira2 20 menit perjalanan. Umank dengan Bang Imunk, tidak bisa ikut. Mereka tetap istirahat dekat tugu Abel. Bg imunk sebelum capai puncak, pernah muntah-muntah,sepertinya emang butuh istirahat. Sedangkan Umank kedinginan. Mereka, bertugas menjaga perbekalan kita.

Asap mengepul dari kawah. Bau belerang menyengat dengan tajam, maka kami harus tutup mulut biar tidak keracunan. Sebelum sampai di puncak Merpati, kami singgah dulu di taman bunga edelweis. Rasanya, saya bermimpi bisa meyentuh dan bermain di taman adelweis. Tapi ini nyata Broo..(nampar2 pipi). Biasanya, saya cuma dikasih bunga kalau ada teman yang mendaki. Sekarang, saya bisa menyentuhnya dengan langsung bunga abadi itu. Wooww…amajiingg..

Setelah puas main di puncak,kami harus kembali. Kabut sudah menyerang,dan kami berjalan tidak boleh berjauhan,karena kabut penglihatan menjadi berkurang.
Pukul..berapa,ya?gak ingat lagi ne..anggap saja sekitar pukul 12 siang,kita meninggalkan puncak. Ternyata,hujan datang tiba2,dan kita langsung mendirikan tenda. Maklum kalau hujan2,perut bawaanya laper,maka kami memutuskan memasak dan sekaligus makan siang. 

Selesai makan,kami bergerak turun. Jalanan yg licin,membuat kami harus berjalan hati2. Tapi Bg Heri,mencoba merosot dan saya pun ikutan. Tapi,jangan asal merosot aja,takutnya langsung ada jurang dibawah,berabe kan??


ikut main prosotan aah..


Ditengah perjalanan pulang, tangan Umank keseleo karena tangannya mencoba menahan berat badan saat menurun. Jadi,diantara kita bergantian mengandeng umank sampai di bawah. Ternyata-ternyata,Bg eko kakinya mendadak keseleo juga,karena jalanan licin. Sampai-sampai Bg eko berjalan menggunakan tongkat kayu,kayak penyihir gtu..hehe. Melihat kondisi teman2 seperti itu,kami harus berjalan pelan-pelan dan harus bersabar untuk sampai di bawah. Ketika,para pendaki yang lain,turun begitu cepat.

Tak terasa,saat azan berkumandang,kami sampai di bawah dan melihat dunia yang sebenarnya *lebay*. Segera kami singgah di mesjid terdekat, sekalian numpang mandi. Secara tampang kita (kitaa??loe aja kale,Yuraa..)Oke,saya aja. Tampang dan penampilan saya sudah gak karuan,baju,celana,jilbab kotor. (Berani kotor itu baikk Yuraa..)

Hari semakin malam,bus yang mengarah ke Padang sudah jarang lewat,kalau ada yg lewat,itu pun tidak bisa membawa kami semuanya. Sejenak kita menggembel bersama-sama di tepi jalan. Syukur2 ada yang mau kasih duit. Sayang,gak ada tu. Mungkin,penampilan gembelnya,kurang meyakinkan.

Akhirnya,ada juga angkot lewat dan bersedia mengantarkan kami ke Padang dengan biaya yang telah disetujui. Lega rasanya,gak jadi ngegembel. Baru beberapa menit dalam angkot,suasana hening seketika kayak di kuburan..tak lain dan tak bukan,kami semua tertidur akibat disulap uya kuya. Pukul 11 malam,akhirnya kita sampai di kosan.

Walaupun perjalanan yang melelahkan,tapi terasa menyenangkan dan berkesan. Tergantung dimana kita bisa melihat kejadian yang kita lalui.

Hujan, terpeleset, keseleo, capek dan segala rasa yang tidak mengenakan. Akhirnya kami bisa melewati. Seperti itu pula lah hidup untuk mencapai puncak kesuksesan. Begitu banyak rintangan dan halangan yang bisa membuat kita lemah dan bahkan mundur untuk tidak melanjutkan sampai puncak. Tak masalah, ketika kita harus berhenti sejenak, dan kemudian melanjutkan lagi. Jangan sampai, lelah dan capek mengubur semangat untuk sampai ke puncak. Ketika semua itu bisa dilewati, perjuangan yang melelahkan akan terasa lebih indah. Ketika sampai di puncak, kita jangan melupakan begitu saja perjuangan hingga mencapai puncak..*sok bijak*

Sejatinya,mendaki gunung bukan untuk menaklukkannya,tapi untuk belajar mensyukuri dan mempelajari ciptaanNya.Lantas karena kita sudah menginjakkan kaki di puncaknya,kita menyombongkan diri karena berhasil menaklukkannya.aah..itu mah sombong sekali. Seandainya,gunung itu menyemburkan magmanya keluar,gimana??apa masih berani menyombongkan diri??

Oh iya,ini ada oleh2 dari Gunung Marapinya..silahkan diicip2..








Taman Adelweiss








23 komentar:

  1. busettt, kalo gwe mungkin belum berani buat berpetualang backpaker sejauh itu, hebat bangett ihh, cewe aja berani.

    ehh ngomong2 di puncak gunungnya itu ada yang jual kasur ama guling portable gakk, heheheh sama selimut seklian

    BalasHapus
  2. Foto yang pertama, saya paling gak suka kalo harus melewati jalan aspal lurus tak berujung macam itu Yura. Hahaha...

    Awalnya ku kira gunung Merapi yang ada di Jawa. Sudah heboh bin iri aja saya. ternyata salah. Hwahaha.. Ampuunn ampuunn...

    Merinding baca tulisannya. Apalagi edelweisnya. Kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennn >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi pengen kesana nih yura.
      Hahaha

      Begitulah hidup. Begitu banyak rintangan yg menghalangi saat kita berusaha utk mencapai puncak. Tak ada salahnya kita istrhat sejenak dan kemunidian melanjutkannya kembali. GUe suka banget kalimat itu.

      Hapus
  3. waawww kereen,,pernah sih ke sumbar,,tapi gak prnah mndaki gunung merapi,,keren bgt pemandangan disna,,kapan ya bisa nyoba??

    BalasHapus
  4. Ikuuuuuuut! pngn berpetualang juga nih...
    tapi, boleh gak ya ma mama. susah izinnyanih...

    BalasHapus
  5. jadi inget zaman SMA deh , pas masih ikut gempala hhe .
    jadi pengen lg deh ngedaki gunung lewati lembah gt *lagu kali :)) ..
    kapan2 ajak gue dong *ngarep

    BalasHapus
  6. *Mendadak nyanyi** mendaki gunung lewati lembah ,sungai mengalir indah ke samudra..wkwkwkwk
    pendakian kegunung , aku juga pernah naik gunung di daerah ku tp nggak sampe puncak ,baru pertengahan udah kelelahan jd mutusin turun lagi...emang seru banget deh.

    BalasHapus
  7. wow .. foto fotonya ... keren ! .. jadi pengen mendaki juga ke sana

    BalasHapus
  8. gue juga pernah nih backpacker kaya gini, tapi backpackernya di Ijen. Gunung vulkanis aktif yang ada di Banyuwangi. dan sumpah petualangannya keren beud #eh *kenapa jadi gue yang curhat?* ._.

    BalasHapus
  9. kalimat pembukanya hikmad banget :)

    pengen juga ngerasain kaya gitu menyatu sama alam (bukan penyanyi).

    utung ga terjadi apa-apa wkatu nyeberangi jembatan bambunya, padahal itu udah over banget..

    BalasHapus
  10. Kampuang wak ndak jauah ndoh ni dari marapi. Wak di gang kecap padang panjang dakek pasa nyo. Nanti kalo aku pulang kampung ajak ya kak buat naik gunung yg lain. Ya ya ya ???

    BalasHapus
  11. sebagai orang Lombok, saya mengundang para pecinta pendaki gunung, untuk sekedar bertandang di gunung Rinjani.. :)

    BalasHapus
  12. wah gila mendaki gunung malam-malam begitu. Bagaimana kalau tidak sengaja berjalan ke jurang he he.

    Memang perjalanan pendakian ke puncak gunung akan selalu meninggalkan kenangan yang susah untuk dilupakan. Tapi dulunya saya mendaki masih jaman batu kali yahhh. udah lama banget, yang ketika itu hape belum banyak apalagi memiliki kamera digital itu sebuah kemewahan.

    yah akhirnya saya hanya bisa bercerita. tidak ada bukti konkretnya. he he..

    BalasHapus
  13. seru kali ni yura...nekat juga kalian ya ..hehe
    itu jembatan bambunya sekarat kali kayaknya :D
    aku seumur hidup belum pernah mendaki, pengennya ke puncak rinjani sih...hehee..

    BalasHapus
  14. pembukaannya sukak bgt :)
    agak ngeri pas jembatan bambu :|
    pengen kesana ajakin donkkk :(

    BalasHapus
  15. yg namanya mendaki itu cape & berat ya. Tp kl udah sp di puncak rasanya seneng.. Btw, itu jembatan bambunya ngeri bgt..

    BalasHapus
  16. keren banget tuh kayanya, btw, saya habis dari penanggungan juga lo :)

    BalasHapus
  17. wih jalanan bisa sampai licin gitu ya, aku kira merapi di daerah jogja sana haha

    blogwalking ya :D

    BalasHapus
  18. sapa yang ingin kenal dirinya tuk kenal sapa Tuhannya adalah dengan mengenal alam semesta ini.. alam lingkungan kita.. pendakian2 spt ini juga salah satu sarana tuk mencapai itu.. hmm.. menyenangkan bisa meluangkan waktu tuk mengeksplor alam seperti ini ;(

    BalasHapus
  19. Kereeeeen! Jadi teringat dulu gara-gara liat foto alm papa daki gunung Marapi ama tmn2nya jadi suka hiking di hutan ^_^
    Tapi sayang, coba klo masih gadis, berani deh mendaki bareng Yura! *langsung senam pilates nurunin berat badan*

    BalasHapus
  20. Hebat kamu ya,,,dah nyampe taman edelweiss !!

    BalasHapus
  21. sukkaa..
    pengalaman pertama yang mengesankann :)

    BalasHapus

Buruaan komentar..selagi gratis..:D