Jumat, Juli 29, 2016

Berlebaran di Rumah Saja



Lebaran sudah menjadi kebiasaaan penduduk Indonesia untuk bersilaturahmi ke rumah sanak, yang hanya mungkin bisa bertemu setahun sekali. Entah karena alasan jarak dan kesibukkan sehari-hari yang menguras waktu. Saling mengunjungi dan bersilaturahmi menjadi moment langka yang hanya dapat dilakukan saat lebaran tiba.

Bagi yang merantau, jauh dari dari keluarga dan kampung halaman, akan melakukan ritual mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama dengan keluarga di kampung halaman. Setelah menyelesaikan shalat Idul Fitri, biasanya kita akan saling bersilaturahmi, mulai dari tetangga, sanak-saudara dan teman-teman. Beberapa hari kita akan disibukkan berkeliling ke sana-kemari, dari yang dekat sampai yang jauh dikunjungi. Itulah yang terjadi saat Idul Fitri.

Lain hal dengan keluarga saya. Kita tidak bisa melakukan hal yang sama seperti kebanyakan orang lainnya. Bukan karena kita mengurung diri dalam rumah atau takut dimintai THR ( Tunjangan Hari Raya). Bukan itu. Tapi, memang karena kita menjadi rumah tujuan yang sering dikunjungi oleh sanak-saudara dan famili.

Selesai shalat Idul Fitri, keluarga dekat sampai yang jauh, tetangga dekat sampai yang jauh, famili dekat dan jauh, silih berganti datang ke rumah 3 sampai 4 hari ke depan. Saat lebaran, kita sekeluarga hanya disibukkan menyambut tamu dan melayani tamu yang datang.

Salah satu alasan rumah saya dijadikan salah satu kunjungan terfavorit karena, kita sekeluarga tinggal bersana kakek dan nenek. Suatu bentuk penghormatan juga bagi sanak keluarga untuk mengunjungi orang yang lebih tua. Karena didukung faktor usia dan kesehatan, kakek dan nenek tidak memungkin lagi untuk mengunjungi rumah keluarga lainnya.

Selain itu, di dalam pihak keluarga papa, papa adalah salah satu anggota keluarganya yang bertempat tinggal jauh dari Kota Padang, sehingga rumah kita menjadi destinasi yang paling sering dikunjungi oleh saudara dan ponakan yang jauh-jauh datang dari berbagai daerah, ada yang datang dari Jakarta dan Pekanbaru, dan selain itu, dalam rangka silaturahim juga dimanfaatkan sebagai jalan-jalan.

Kadangkala rasanya ingin juga ikut merasakan suasana mengunjungi rumah keluarga dan kerabat lainnya. Dari tahun ke tahun, kita selalu di rumah. Di rumah lagi, di rumah lagi. Setiap lebaran, tugas membersihkan rumah menjadi berlipat ganda. Rumah jadi cepat kotor, piring dan gelas menumpuk lebih banyak. Ya, begitulah yang dirasa jika lebaran lebih banyak di rumah.

Semua itu bukanlah hal yang terasa membebani. Menjadi rumah tujuan untuk dikunjungi itu adalah suatu hal yang spesial dan berarti. Kelelahan tak terlalu berarti, jika setiap yang datang ke rumah menjadi senang hatinya, enak makannya, dan renyah tertawanya.

Berlebaran juga bukan soal siapa yang lebih banyak mengunjungi, tapi bagaimana bisa mensucikan diri dengan memaafkan diri dan keluarga, tetangga, kerabat atas segala kekhilafan yang terjadi, dan terus berusaha menjadi diri lebih baik lagi agar kembali fitri.

 Jangan lupa datang dan hadiri.... ! 

 Acara: Hari Hijaber Nasional, Pada :
Tanggal: 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat: Masjid Agung Sunda Kelapa,  Menteng, Jakarta Pusat







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buruaan komentar..selagi gratis..:D